Sabtu, 22 Maret 2008

Buletin Penyejuk Hati Edisi 14

Edisi 14 / Rabiul Awal / 1429 H

Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahilladzi hadaanaa bi’abdihil mukhtari man da’aanaa wa shollallahu ‘ala Sayyidinaa Muhammadin Wa ‘ala alihi wa sohbihi ‘ajmain.
Alhamdulillah kita semua dapat bersua kembali dalam majelis ilmu yang mulia ini dalam suasana Maulid Nabi Muhammad SAW. Di Edisi 14 ini, buletin Penyejuk Hati kembali menghadirkan wacana yang semoga dapat memicu peningkatan ketaatan kita kepada Allah Jalla Wa’ala dan kecintaan kepada Sayyidana Muhammad SAW. Kritik Saran dan pertanyaan sangat kami butuhkan. Semoga buletin ini diberkahi dan bermanfaat. Amin. Wallahu a’lam Bishshowwab.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

TIM REDAKSI
PEMBIMBING:Habib Soleh bin Ali Alattas
KETUA:Alyan Fatwa
REDAKTUR:Khanan > Zia Ul Haq > Heri K > Azis Salato > A. Faiq H. > Soleh =
| CONTACT PERSON |=
Email mt_nurulhidayah@yahoo.com
Milis www.yahogroups.com/mt_nurulhidayah
Telepon/ HP 0283-445179 / 081519858987"


FIKRAH
FIKRAH

“Dan ketika hampir tiba saat kelahiran insan tercinta ini, gema ucapan selamat datang yang hangat berkumandang di langit dan di bumi.
Hujan kemurahan Ilahi tercurah atas penghuni alam dengan lebatnya...
Lidah malaikat bergemuruh mengumumkan kabar gembira, kuasa Allah menyingkap tabir rahasia tersembunyi, membuat cahaya Nur-Nya terbit sempurna di alam nyata…
"CAHAYA MENGUNGGULI SEGENAP CAHAYA"
Ketetapan-Nya pun terlaksana atas manusia pilihan yang ni'mat-Nya disempurnakan bagi mereka; yang menunggu detik-detik kelahirannya;
sebagai penghibur pribadinya yang beruntung dan ikut bergembira mereguk ni'mat berlimpah ini.
Maka hadirlah dengan taufiq Allah; As-Sayyidah Maryam dan As-Sayyidah Asiah, bersama sejumlah bidadari surga yang beroleh kemuliaan agung yang di bagi-bagikan oleh Allah atas mereka yang dikehendaki…
Dan tibalah saat yang telah diatur Allah bagi kelahiran (maulud) ini. Maka menyingsinglah fajar keutamaan nan cerah terang benderang menjulang tinggi......
Dan lahirlah insan pemuji dan terpuji, tunduk khusyu' di hadapan Alloh,dengan segala penghormatan tulus dan sembah sujud….”

Demikianlah syair yang ditujukan atas peristiwa di detik-detik kelahiran Nabi Saw yang di gubah oleh Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi dalam Simthu Ad-Durar. Maulid merupakan suatu bentuk ungkapan kecintaan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Dilihat dari sejarahnya, ditemukan bahwa ketika Nabi Muhammad ditanya alasan beliau berpuasa di hari senin, jawab beliau SAW adalah bahwa hari senin merupakan hari kelahiran beliau dan hari beliau memperoleh wahyu. Sehingga para ulama berhujjah bahwa jika Nabi SAW tidak ingin umatnya mengenang kelahiran beliau niscaya ia tidak akan menjawab seperti itu.
Perlu diketahui pula bahwa Allah pun menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan berbagai kejadian menakjubkan diantaranya bintang-bintang yang mendekat sehingga seolah-olah akan berjatuhan, padamnya api di kekaisaran Persia setelah 1000 tahun tidak padam, runtuhnya singgasana dan jendela-jendela Istana Kisra, dan lahirnya Nabi Muhammad Saw dalam keadaan bersujud, sudah terkhitan dan bercahaya terang benderang. Hal ini didukung pula oleh banyak Imam diantaranya Imam Syafi’i, Imam Ghazali, Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi) dan Imam Nawawi.
Maulid pertama kali diselenggarakan oleh Sultan Sholahuddin Al-Ayyubi, Mesir untuk membangkitkan ghirah jihad umat Islam dalam upaya membebaskan Palestina dari cengkeraman Pasukan Salib. Sumber yang lain menyebutkan bahwa Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kaukabri ibn Zainuddin Ali bin Baktakin (549 H -- 630 H.), menurut Imam Al-Suyuthi tercatat sebagai raja pertama yang memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW ini dengan perayaan yang meriah luar biasa. Tidak kurang dari 300.000 dinar beliau keluarkan dengan ikhlas untuk bersedekah pada hari peringatan maulid ini.
Assayid Al-Hafidz Al-Musnid Prof. Dr. Muhammad bin Alawy Al-Maliky Al-Hasaniy, mufti Mekkah, mengutarakan tentang ja'iz/bolehnya perayaan atau peringatan maulid Nabi SAW didalam kitabnya yang berjudul Mafahim Yajibu An Tusahhah, beberapa diantaranya: · Peringatan maulid memantulkan kegembiraan kaum muslimin menyambut junjungan mereka, Nabi Muhammad SAW. Bahkan sebuah hadist di dalam Shohih Bukhori menerangkan, bahwa tiap hari senin Abu Lahab diringankan adzabnya, karena memerdekakan budak perempuannya, Tsuwaibah, sebagai tanda kegembiraannya menyambut kelahiran putera saudaranya, 'Abdulloh bin Abdulmutholib, yaitu Nabi Muhammad Saw, jadi jika orang kafir saja beroleh manfaat dari kegembiraannya menyambut kelahiran Nabi Muhammad Saw apalagi orang beriman. · Rasulullah saw sendiri menghormati hari kelahiran beliau, dan bersyukur kepada Allah swt. atas karunia dan ni’mat-Nya yang besar itu.
Sebuah Hadist dari Abu Qotadah menuturkan, bahwa ketika Rosululloh saw. ditanya oleh beberapa orang sahabat mengenai puasa beliau tiap hari senin, beliau menjawab: “pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari itu juga Allah menurunkan wahyu kepadaku” (diriwayatkan oleh Muslim di dalam Shahih-nya ). Puasa yang beliau lakukan itu merupakan cara beliau memperingati hari maulidnya sendiri. Memang tidak berupa perayaan, tetapi makna dan tujuannya adalah sama, yaitu peringatan. Peringatan dapat dilakukan dengan cara berpuasa, dengan memberi makan kepada yang membutuhkan, dengan berkumpul untuk berzikir dan bersholawat, atau dengan menguraikan keagungan perilaku beliau sebagai manusia termulia.
Pernyataan senang dan gembira menyambut kelahiran Nabi Muhammad S.a.w. merupakan tuntunan Al-Qur’an. Alloh berfirman: “Katakanlah : dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah (dengan itu ) mereka bergembira “. (QS. Yunus:58). Allah S.W.T memerintahkan kita bergembira atas rahmat-Nya, dan Nabi Muhammad S.a.w. jelas merupakan rahmat terbesar bagi kita dan alam semesta: “Dan kami tidak mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta “ . (QS. Al-Anbiya : 107). · Memuliakan Rasulullah saw. adalah ketentuan syari’at yang wajib dipenuhi. Memperingati ulang tahun kelahiran beliau dengan memperlihatkan kegembiraan, menyelenggarakan walimah, mengumpulkan jama’ah untuk berzikir mengingat beliau, menyantuni kaum fakir miskin dan amal-amal kebajikan lainnya adalah bagian dari cara kita menghormati dan memuliakan beliau. Itu semua menunjukan pula betapa betapa besar kegembiraan dan perasaan syukur kita kepada Alloh atas hidayat yang dilimpahkan kepada kita melalui seorang Nabi dan Rosul pilihan-Nya.
Perayaan atau peringatan maulid Nabi dipandang baik oleh para ulama dan kaum muslimin di semua negeri, dan diadakan oleh mereka. Menurut qa’idah hukum syara’ kegiatan demikian itu adalah mathlub syar’an (menjadi tuntutan syara’). Hadist mauquf dari Ibnu Mas’ud ra. menegaskan : “apa yang di pandang baik oleh kaum muslimin, di sisi Allah itu adalah baik, dan apa yang di pandang buruk oleh kaum muslimin, disisi Allah itu adalah buruk“ (Hadist di keluarkan oleh Imam Ahmad). Konon kitab maulid pertama yang disusun oleh ulama adalah kitab maulid yang berjudul “Al-Tanwir fi Maulidi al-Basyir al-Nadzir” karya Imam Al-Hafidz Ibnu Wajih. Dalam Maulid, ungkapan pujian kepada beliau SAW tidaklah berlebihan. Dalam hadits Nabi, Rasulullah SAW melarang pujian yang berlebihan kepadanya seperti halnya kaum Nasrani kepada Nabi Isa as. Jadi, yang dimaksud dengan pujian yang berlebihan itu ialah pujian yang menempatkan beliau seperti “anak Tuhan”. Bahkan, justru Allah-lah yang mengajarkan pujian tersebut diantaranya dalam AlQur’an surat AtTaubah:128 yaitu dengan penyematan kata Arrauf dan ArRahim kepada beliau SAW. Tentu saja nama arrauf dan arrahim itu tidak sehebat Ar-Rauf dan Ar-Rahim-Nya Allah SWT karena yang dimaksudkan ialah pujian Allah kepada Nabi yang memiliki rasa belas kasih dan sayang yang amat besar kepada umatnya.
Banyak sekali kebaikan yang terkandung dalam Maulid diantaranya ialah sejarah Nabi SAW, pujian kepada Nabi yang dapat meningkatkan ingatan kepada beliau SAW, dan juga ada shalawat Nabi, doa-doa, dzikir, silaturahmi sesama muslim yang terkumpul dalam majelis pembacaan maulid Nabi SAW, berkumpul bersama orang-orang shalih, para ulama, seta nasihat dan wasiat kepada kebaikan dan taqwa, sama sekali tidak ada yang mudharat di dalamnya. Oleh karena hakekat dari perayaan maulid adalah luapan rasa syukur serta penghormatan kepada Rasulullah SAW, sudah semestinya tidak dinodai dengan kemungkaran-kemungkaran dalam merayakannya misalnya ketika peringatan itu justru diwarnai seperti bercampurnya laki-laki dan perempuan, berghibah, saling provokasi antar kelompok Islam yang berujung pada kekerasan antar kelompok, pemborosan, dan lain-lain. Sebab jika demikian yang terjadi, maka bukanlah penghormatan yang didapat akan tetapi justru penghinaan kepada Rasulullah SAW.
Ringkasnya peringatan maulid Nabi adalah kegiatan yang sangat baik dan bermanfaat, karena itu kesempatan itu wajib digunakan untuk tujuan-tujuan yang baik. Lalu penyelenggaraan peringatan maulid tidak harus tepat pada tanggal 12 Rabi”ul awal dan tidak harus tepat pada hari senin, meskipun tanggal dan hari itu lebih afdhol. peringatan maulid dapat di lakukan kapan saja mengingat syari’at islam sama sekali tidak melarang bahkan menganjurkan serta memandangnya sebagai kebajikan yang perlu dilestarikan pengamalannya, karena besarnya manfaat yang dapat diambil dari kegiatan tersebut, baik bagi kepentingan agama islam maupun bagi kepentingan kaum muslimin. Wallohu A’lam Bi As-Showab.

PROFIL
MANAKIB AL HABIB ALI BIN MUHAMMAD BIN HUSEN AL-HABSY
SHOHIBUL MAULID SHIMTU'D-DURROR

Al-Habib Al-Imam Al-‘Allaamah Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsy dilahirkan hari Jum’at 24 Syawal 1259 H di Qasam, sebuah kota di negeri Hadramaut. Beliau dibesarkan di bawah asuhan dan pengawasan kedua orang tuanya; ayahandanya: Al-Imam Al-‘arif-billah Muhammad bin Husain bin Abdullah Al-Habsyi dan ibundanya : As-Syarifah Alawiyyah binti Husain bin Ahmad Al-Haadi Al-Jufri, yang pada masa itu terkenal sebagai seorang wanita yang salihah dan amat bijaksana.
Pada usia yang amat muda, Habib Ali Al-Habsyi telah mempelajari dan mengkhatamkan Al-Qur’an dan berhasil menguasai ilmu-ilmu dzahir dan bathin sebelum mencapai usia yang biasanya dibutuhkan untuk memberikan ceramah-ceramah dan pengajian-pengajian di hadapan khalayak ramai, sehingga dengan cepat sekali ia menjadi pusat perhatian dan kekaguman serta memperoleh tempat terhormat di hati setiap orang. Kepadanya diserahkan tampuk kepemimpinan tiap majlis ilmu, lembaga pendidikan serta pertemuan-pertemuan besar yang diadakan pada masa itu.
Selanjutnya beliau melaksanakan tugas suci yang dipercaya padanya dengan sebaik-baiknya. Menghidupkan ilmu pengetahuan Agama yang sebelumnya banyak dilupakan. Mengumpulkan, mengarahkan dan mendidik para siswa agar menuntut ilmu, di samping membangkitkan semangat mereka dalam mengejar cita-cita yang tinggi dan mulia. Untuk menampung mereka, dibangunnya masjid “Riyadh” di kota Seiwun (Hadramaut), pondok-pondok dan asrama-asrama yang diperlengkapi dengan berbagai sarana untuk memenuhi kebutuhan mereka dapat belajar dengan tenang dan tentram, bebas dari segala pikiran yang mengganggu, khususnya yang bersangkutan dengan keperluan hidup sehari-hari. Bimbingan dan asuhan beliau seperti ini telah memberinya hasil kepuasan yang tak terhingga dengan menyaksikan banyak sekali di antara murid-muridnya yang berhasil mencapai apa yang dicitakannya, kemudian meneruskan serta menyiarkan ilmu yang telah mereka peroleh, bukan saja di daerah Hadramaut, tapi tersebar luas di beberapa negeri lainnya – di Afrika dan Asia, termasuk di Indonesia.
Di tempat-tempat itu mereka mendirikan pusat-pusat da’wah dan penyiaran Agama, mereka sendiri menjadi perintis dan pejuang yang gigih, sehingga mendapat tempat terhormat dan disegani di kalangan masyarakat setempat. Pertemuan-petemuan keagamaan diadakan pada berbagai kesempatan. Lembaga-lembaga pendidikan dan majlis-majlis ilmu didirikan di banyak tempat, sehingga manfaatnya benar-benar dapat dirasakan dalam ruang lingkup yang luas sekali. Al-Habib Ali sendiri telah menjadikan dirinya sebagai contoh teladan terbaik dalam menghias diri dengan akhlaq yang mulia, di samping kedermawanannya yang merata, baik di antara tokoh-tokoh terkemuka ataupun masyarakat awam, sehingga setiap kali timbul kesulitan atau keruwetan di antara mereka, niscaya beliau diminta tampil ke depan untuk menyelesaikannya.
Beliau meninggal dunia di kota Seiwun, Hadramaut, pada hari Ahad 20 Rabi’ul-Akhir 1333 H. dan meninggalkan beberapa orang putera yang telah memperoleh pendidikan sebaik-baiknya dari beliau sendiri, yang meneruskan cita-cita beliau sendiri, yang meneruskan cita-cita beliau dalam berda’wah dan menyiarkan Agama. Diantara putera-putera beliau yang dikenal di Indonesia ialah puteranya yang bungsu : Al-Habib Alwi bin Ali Alhabsyi, pendiri masjid “Riyadh” di kota Solo (Surakarta) yang dikenal sebagai pribadi yang amat luhur budi pekertinya, lemah-lembut, sopan-santun serta ramah-tamah terhadap siapa pun terutama kaum yang lemah; fakir miskin, yatim-piatu dan sebagainya. Rumah kediamannya selalu terbuka bagi para tamu dari dari berbagai golongan dan tidak pernah lepas dari segi keagamaan.
Beliau meninggal dunia di kota Palembang pada tanggal 20 Rabi’ul-Awal 1373 H. dan dimakamkan di samping Masjid Ar-Riyadh, Solo. Banyak sekali ucapan Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsi yang telah dicatat dan dibukukan, di samping tulisan-tulisannya yang berupa pesan-pesan ataupun surat-menyurat dengan para Ulama di masa hidupnya, juga dengan keluarga dan sanak kerabat, kawan-kawan serta murid-muridnya beliau, yang semuanya itu merupakan perbendaharan ilmu dan hikmah yang tiada habisnya. Dan diantara karangan beliau yang sangat terkenal dan dibaca pada berbagai kesempatan di mana-mana, termasuk di kota-kota di Indonesia, ialah risalah kecil yang berisi kisah Maulid nabi besar Muhammad SAW, dan diberi judul : Simthu’d-Durar fii Akhbaar Maulid Khairil Basyar wa Maa Lahu min Akhlaaq wa Aushaaf wa Siyar (Untaian Mutiara Kisah Kelahiran manusia Utama; Akhlak, sifat dan Riwayat Hidupnya).

BAHTSUL MASAIL
Perayaan maulid yang datangnya pada bulan Robi'ul Awwal, juga bertepatan dengan bulan wafat Rasulullah SAW, mengapa tidak ada luapan kesedihan atas wafatnya beliau? Jawab: Imam Suyuthi menjelaskan: "Kelahiran Nabi SAW adalah kenikmatan terbesar untuk kita, sementara wafatnya beliau adalah musibah terbesar atas kita. Sedangkan syariat memerintahkan kita untuk menampakkan rasa syukur atas nikmat dan bersabar serta diam dan merahasiakan atas cobaan yang menimpa. Terbukti agama memerintahkan untuk menyembelih kambing sebagai 'aqiqoh pada saat kelahiran anak, dan tidak memerintahkan menyembelih hewan pada saat kematian, maka kaidah syariat menunjukkan bahwa yang baik pada bulan ini adalah menampakkan kegembiraan atas kelahiran Rasulullah SAW bukan menampakkan kesusahan atas musibah yang menimpa". (Mawsu'ah Yusufiyyah juz l hal. 149.)

KABAR DAKWAH
Alhamdulillahrobbil ‘alamin, kini telah dibangun Pondok Pesantren Nurul Hidayah yang bertempat di daerah Bedug, Talang, Tegal. Pondok Pesantren ini dibangun kurang lebih satu bulan yang lalu.
Kegiatan Harian:

WaktuKegiatanWaktuKegiatan

Ba’da Subuh - 06.30

Belajar mengajar

18.30-isya

tadarus alqur’an @ kelompok 1 juz alQuran

09.00 - 11.00

2 mata pelajaran

20.00-20.15

membaca Rotib Alatthas

Ba’da ashar-17.45

Majelis ta’lim Nahwu

20.15-21.00

Majelis ta’lim

17.45-18.15

baca qashidah sholawat Mudloriyyah



Adapun kegiatan rutin yaitu istighotsah setengah bulan sekali yang dihadiri kira-kira 300-400 jamaah dan pada hari jumat pagi diadakan maulid Nabi. Berikut Susunan pengurusnya:

Susunan Pengurus

Pelindung: Bapak Kepala Desa

Penasihat: Ustadz Falikhin

Ketua: Ustadz Ahmad Hasani

Wakil Ketua: Ustadz Nasrullah

Sekretaris: 1. Ustadz Solahudin 2. Ustadz Muhammad Amin

Bendahara: 1. Ali Romdoni 2. Rosyidin

Keuangan: 1. Ustadz Mulyono 2. Husin

Pendidikan: 1. Ustadz Busro Ustadz 2. Khumedi

Semoga Allah SWT meridhoi Pondok Pesantren ini sehingga segala bentuk aktivitas ibadah di dalam maupun diluarnya dapat menjadi pahala kebaikan bagi setiap orang yang melakukannya dan bermanfaat pula bagi setiap muslim, agama, dan bangsa Indonesia. Amin...


INFO TAMBAHAN

Berikut ini merupakan beberapa kitab Maulid yang ada: Maulid Ad-Diba’i (Al-Imam Wajihuddin Abdurrahman bin Ali ad-Diba’i Asy-Syaibani Az-Zubaidi), Maulid ‘Azabi (Syaikh Muhammad Al-‘Azabi), Maulid Adh-Dhiyaa’ul Lami’ (Guru Mulia Al-‘Allamah Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz), Maulid Simthud Durar (Al-Imam Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi), Maulid Burdah (Imam Muhammad Al-Bushiri), Maulid Al-Barzanjiy (Syaikh Ja’far bin Hasan bin Abdul Karim Al-Barzanjiy Al-Madani), Maulid Rasul / Maulid Ibn Katsir (Imam Ibnu Katsir), Maulid Itmam An-Ni’mah ‘Alal-‘Alam bi Maulid Sayyidi Waladu Adam (Imam Ibn Hajar Al-Haitami), Hasyiah Maulid ibn Hajar: Tuhfah Albasyar ala Maulid Ibn Hajar(Imam Ibrahim Baajuri), Maulid Jawahir An-Nadmu Al-Badi’ fi Maulid As-Syafi’ (Al Allamah Syeikh Yusuf bin ismail An Nabhaniy), dan masih banyak lagi karya para ulama yang lain.



NASIHAT ULAMA

Berkata Habib Umar bin Hafidz:"Tidak sepatutnya bagi tholibul ilm (pencari ilmu) itu meninggalkan takbiratul Ihram yg pertama bersama imam."




No

Waktu

Tempat/Acara

Alamat

1

20-Mar-2008 18.00 Wib

(Maghrib Berjamaah)

Majelis Anwaril Hidayah ( Habib Muhzin Bin Zed Alathas )

Jl.Mt Haryono Samping Gedung Bnn (Lapangan)

2

30-Mar-2008 15.30 Wib

(Ashar Berjamaah)

Habib Ahmad Bin Alwi Al Haddad (Habib Kuncung)

Kalibata Jakarta Selatan


3

31-Mar-2008 09.00 Wib


Ponpes Alkhoirat Habib Nagieb Bin Syekh Abubakar

Jl.Pengasinan Bekasi Timur

4

31-Mar-2008 15.30 Wib

(Ashar Berjamaah)

Kediaman Habib Muhsin Bin Ali Alathas


5

1-Apr-2008 09.00 Wib


Haul Al Habib Ali Bin Husin Alathas

Jl.Bulu Condet Jakarta Timur

6

1-Apr-2008 17.30 Wib

(Maghrib Berjamaah )

Maulid

Kramat Empang Bogor


7

2-Apr-2008 09.00 Wib


Haul Al Habib Imam Abdullah Bin Muhsin Alathas

Kramat Empang Bogor


8

2-Apr-2008 17.30 Wib

(Maghrib Berjamaah)

Ziarah Makam Al Habib Ali Al Habsyi

( Kwitang )


9

3-Apr-2008 09.00 Wib


Ponpes Al Haromain Al Habib Bin Hamid Abdullah Al Kaff

Jl. Ganceng Pondok Rangon Cipayung Jakarta Timur

10

3-Apr-2008 15.30 Wib

(Ashar Berjamaah)

Majelis Ta'lim Al Habib Ali Al Habsyi

Kwitang


11

4-Apr-2008 04.30 Wib

(Shubuh Berjamaah)

Majelis Ta'lim Al Afaf Al Habib Ali Bin Abdurrahman Assegaf

Jl. Tebet Utara Ii B Jakarta Selatan

12

4-Apr-2008 08.30 Wib

Darul Aitam K.H. M Mansur

Tanah Abang Jakarta Pusat

13

5-Apr-2008 09.00 Wib

Masjid Al Hawi

Cililitan Jakarta Timur

14

5-Apr-2008 12.00 Wib


Assyalafiah Al Habib Hud Bagir Alathas

Kebon Nanas

15

6-Apr-2008 10.00 Wib



Mesjid Luar Batang dan Ziarah Makam Al Habib Husin Bin Abubakar Alaydrus


16

7-Apr-2008 09.00 Wib

Mesjid Kramat

Kampung Bandan Jakarta Utara

17

7-Apr-2008 15.30 Wib

Ashar Berjamaah

Haul Habib Salim Bin Jindan

Jl. Otista Raya

(Sebelah Gor Jakarta Timur)

18

8-Apr-2008 09.30 Wib


Mesjid Futuhat At-Thosiah Alm Habib Alwi Bin Abdullah Alathas

Bulak Kapal

Bekasi Timur

19

11-Apr-2008 17.30 Wib


Majelis Burdah Habib Hasyim Bin Syehabubakar

Jl. Cikoko Jakarta Timur

(Maghrib Berjamah)

20

12-Apr-2008 09.00 Wib


Majelis Ta'lim Annur

Alm. Habib Husin Bin Abdullah Bin Muhsin Alathas

Jl.Otista Tangerang Kota

21

12-Apr-2008 16.30 Wib


Majelis Dzikir Syamsi Syumus

Al Habib Musthofa Abdullah Alaydrus

Jl. Tebet Timur Dalam Raya No. 16 Jakarta Selatan

22

13-Apr-2008 10.00 Wib


Al Habib Salim bin Umar bin Hud Alathas

Cipayung, Ciawi Bogor


23

20-Apr-2008 09.00 Wib


Yayasan Al Facriyah, Habib Jindan Bin Novel Bin Salim Bin Jindan

Larangan Ciledug

Dikutip Dari Majelis Dzikir Ratib Dan Asmaul Husna

Syamsyi Syumus

Al Habib Musthofa Abdullah Alaydrus

Jakarta Selatan

Semoga Bernilai Manfaat Dan Mohon Koreksinya. Mohon Maaf Jika Ada Penusilan Yang Salah

Fs: Kodar_Ikspi@Yahoo.Co.Id//


Sabtu, 08 Maret 2008

Buletin Penyejuk Hati Edisi 8

Buletin Bulanan

Edisi 8/ Sya’ban /1428 H

Buletin Penyejuk Hati

PENYEJUK HATI

MENUJU SUNNAH RASUL

Buletin Da’wah ini diterbitkan sebulan sekali dalam acara Rutin Malam Rabu Kliwon Ba’da Maghrib di Majelis Ta’lim Wa Ratib Nurul Hidayah yang dibina oleh Habib Soleh bin Ali Al-Attas Giren-Talang. Diberikan cuma-cuma untuk menambah khazanah dan wawasan keilmuan seputar permasalahan yang berkembang di masyarakat.

FIQRAH

NIAT

Niat saleh adalah kecenderungan dan keinginan hati untuk berbuat baik. Suara hati merupakan sumber dan penyebab pertama timbulnya niat. Niat adalah ruhnya amal, seperti ruh bagi jasad dan hujan bagi bumi. Barang siapa yang niat dan tujuannya untuk Allah dan Rasul-Nya, maka ia memiliki niat yang saleh. Karena itulah beliau Ra. Berkata: “Carilah selalu niat-niat saleh”.

Niat ada yang saleh dan ada yang buruk. Dalam suatu amal kadang kala dapat diperoleh niat yang banyak. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya seseorang itu hanya akan mendapatkan sesuai dengan niatnya. Niat yang baik akan membuahkan amal yang baik, sedangkan niat buruk akan mengakibatkan amal yang buruk.

Allah berfirman: “Padahal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya” (QS AlBayyinah: 5) Yakni dengan niat yang ikhlas untuk Allah. Niat juga merupakan salah satu penyebab untuk memperoleh taufik.: Jika kedua juru pendamai itu berniat mengadakan perbaikan niscaya Allah memberikan taufik kepada suami istri itu (untuk berdamai). (Q.S An-Nisa: 35)

Nabi SAW bersabda, “Barang siapa berniat melakukan kebajikan, namun ia tidak mengamalkannya, Allah akan mencatatkan kebajikan baginya.” Dan sabdanya lagi: “Mereka kelak dikumpulkan berdasarkan niat mereka.”

Imam AtsTsauri berkata, “Dahulu mereka mempelajari niat untuk beramal sebagaimana mereka mempelajari amal”. Dan diriwayatkan dalam kitab Taurat bahwa Allah SWT berfirman, “Segala sesuatu yang diniatkan untuk-Ku, maka sedikitnya adalah banyak dan segala sesuatu yang ditujukan kepada selain Aku, maka banyaknya adalah sedikit. Bilal bin Sa’ad berkata, “Sesungguhnya seorang hamba akan mengucapkan ucapan seorang mukmin maka Allah tidak akan membiarkannya sebelum menyaksikan amalnya, jika ia mengamalkannya maka Allah tidak akan membiarkannya sebelum menyaksikan niatnya, jika niatnya baik, Allah akan memperbaiki kelemahan amalnya.”

Niat adalah tiangnya amal. Oleh karena itu amal sangat membutuhkan niat. Nabi SAW bersabda: “Niat seorang mukmin lebih baik daripada amalnya” Hati adalah pengawas yang ditaati dan niat adalah amal hati. Amal tanpa niat yang saleh tidak akan bermanfaat dan amal dengan niat yang buruk akan mencelakakan.

Banyaknya niat tergantung pada banyaknya usaha untuk berbuat kebaikan, keluasan ilmu dan ketekunan dalam menghimpun berbagai niat yang baik. Dan banyaknya niat ini dapat menyucikan dan melipatgandakan amal. Namun maksiat akan tetap maksiat karena niat baik tidak akan dapat merubahnya.

Berbagai amal yang mubah dengan dengan niat yang yang benar dari seorang yang sidq dapat menjadi sebaik-baik pendekatan diri kepada Allah SWT. Mereka yang selalu disibukkan dengan urusan keduniaan, niat-niat saleh tersebut tidak akan terlintas dalam benak mereka. Jika mereka mengaku memiliki niat yang baik, ketahuilah sesungguhnya itu hanyalah bisikan hati, bukan niat.

Saat melaksanakan atau meninggalkan suatu amal harus disertai dengan niat yang baik karena meninggalkan suatu amal adalah amal juga. Oleh karena itu, jangan sampai hawa nafsu yang tersembunyi menjadi penggerak suatu amal. Karena alasan inilah beberapa sufí urung melaksanakan suatu ketaatan karena gagal menetapkan niat yang baik.

Niat adalah fath dari Allah yang pada dasarnya tidak bisa diusahakan. Niat yang baik ini oleh Allah Ta’ala dianugerahkan kepada orang-orang yang berhati suci, memiliki ilmu yang luas dan selalu disibukkan dengan ajaran Allah, bukan orang0-orang seperti kita. Kita ini tidak mudah untuk berniat baik walaupun dalam melaksanakan yang wajib, kecuali setelah berusaha dengan susah payah.

Oleh Habib Ahmad bin Zein Al-Habsyi, Syarhul ‘Ainiyyah, Wasiat dan Nasihat, Putera Riyadi

MUTIARA NASEHAT

OLEH: GUS MUS

"Seluruh kebenaran ada di pihak anda setengah waktu saja, adalah lebih baik dari pada setengah kebenaran ada di pihak anda seluruh waktu"

"Umur membuat kita bertambah bodoh pada saat ia membuat kita bertambah arif".

Tidak wajar bagi orang yang tidak berilmu berdiam diri diatas kejahilannya dan orang ‘alim berdiam diri di atas kealimannnya. (HR Thabrani)

BAHTSUL MASAIL

1. Bagaimana hukumnya wudlu untuk menggantikan mandi junub karena cuaca yang sangat dingin atau udzur lain, baru siangnya mandi junub?

Jawab: Yang dapat menggantikan itu hanyalah tayammum. Sedangakn cuaca dingin tidak dapat menjadi udzur untuk beralih ke tayammum. Kecuali jiak dinginnya air itu sampai dapat membahayakan pada pengguna, maka boleh ia beralih ke tayammum.

(Lihat: AlFawaid juz 1 hal.253)

2. Bagaimana hukumnya memegang sketsa atau lukisan kaligrafi atau yang bertuliskan ayat AlQur’an dalam keadaan hadats?

Jawab: Haram jika bertujuan untuk dibaca. Tapi jika bertujuan sebagai hiasan maka dibolehkan. (Lihat : Tuhfatul Muhtaj: Juz 1:150)

Al-Habib Ahmad Bin Alwi Bin Ahmad Alhaddad (Habib Kuncung)

Lahir di Ghurfah dekat Hawi, Hadramaut pada tanggal 26 Sya’ban 1254 Hijriyah. Guru utama beliau adalah ayahnya sendiri, disamping itu beliau berguru kepada Habib Ali bin Husin Al-Haddad, Hadramaut. Sedangkan gurunya di Indonesia : Habib Abdurahman bin Abdullah Al-Habsyi dan Habib Abdullah bin Muchsin Al-Atthas.

Tidak diketahui tanggal yang pasti kedatangannya di Indonesia. Beliau mula-mula tiba di Timor, Kupang. Di sini ia tinggal sementara dan kawin dengan puteri di kota itu yang bernama Syarifah Raguan Al-Habsyi. Dari perkawinannya ia memperoleh anak yang bernama Muhammad. Setelah lebih kurang 6 tahun ia tinggal dikota itu lalu ia berangkat ke Jawa. Tiba di Jakarta dan menetap di Kali Bata kira-kira 10 tahun. Beliau terkenal dengan julukan “ Habib Kuncung “. Juga pernah tinggal di Bogor di rumah Habib Alwi bin Muhammad bin Thahir Al-Haddad. Habib Kuncung ini selama di Jakarta dan di Bogor tidak pernah kawin. Habib Kuncung wafat dan dimakamkan di Kali Bata pada umur 93 tahun yaitu pada tanggal 29 Sya’ban 1345 Hijriyah/1926 M. Muhammad, anaknya datang ke Jakarta dan kemudian tinggal dan kawin di Pengadegan, Jakarta Selatan. Walaupun demikian di tidak punya keturunan.

Habib Kuncung ini adalah ahli darkah, artinya saat-saat orang dalam kesulitan atau sangat memerlukan beliau muncul dengan tiba-tiba. Ia seorang wali yang mempunyai perilaku yang ganjil.

Sumber dari buku Menelusuri Silsilah Suci Bani Alawi – Idrus Alwi Almasyhur

Mutiara AlQur’an

Sesungguhnya orang-orang mu’min itu apabila mendengar sebutan nama Allah maka bergetar hati mereka dan bila dibacakan ayat-ayatNya bertambah imanlah mereka dan kepada Tuhanlah mereka berserah diri.(AlAnfal:2)

Diterbitkan Oleh:
Majelis Ta’lim Nurul Hidayah. TIM REDAKSI: Pembina: Habib Soleh bin Ali AlAttas. Pimpinan Redaksi: Khanan Rifa’ul Kasbi Sekretaris: Alyan Fatwa Editor: Ustadz Muslih Anggota: Akwal Sadida, Heri Kiswanto, Zia Ul Haq

Pertanyaan, Kritik, dan Saran dikirimkan ke Redaksi:

MT. NURUL HIDAYAH Giren Talang Tegal

Telp. 0283-445179 HP. 081519858987

Buletin Penyejuk Hati Edisi 4

PENYEJUK HATI

Menuju Sunnah Rasul

EDISI 4/ RABI’UL AWAL 1428 H/2007 M

Buletin Da’wah ini diterbitkan sebulan sekali dalam acara Rutin Malam Rabu Kliwon Ba’da Maghrib di Majelis Ta’lim Wa Ratib Nurul Hidayah yang dibina oleh Habib Soleh bin Ali Al-Attas Giren-Talang. Diberikan cuma-cuma untuk menambah khazanah dan wawasan keilmuan seputar permasalahan yang berkembang di masyarakat.

Pertanyaan, Kritik, dan Saran dikirimkan ke Redaksi: MT. NURUL HIDAYAH Giren Kaligayam Talang Legal Telp. 0283-445179 HP. 081519858987 (BOLEH DIPERBANYAK TANPA IZIN)

EDISI KALI INI:

KEAJAIBAN SHALAWAT

Syekh Abdul Qadir Jailani

INFO PLUS

RUBRIK TANYA JAWAB

Salam Redaksi

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT yang telah mengutus kepada kita seorang rasul yang sangat mulia, shalawat serta salam senantiasa kita bacakan kepada beliau Nabi Akhir zaman. Alhamdulillah. Kembali kami hadirkan bulletin edisi yang keempat ini di bulan Maulid Nabi Muhammad SAW. Semogfa dengan semangat Maulid ini akan membawa kita semakin mencintai Allah dan RasulNya yang juga diaplikasikan dengan peningkatan amaliyah kita sehari-hari dengan istiqomah. Amin.

Semoga bulletin ini semakin baik pula agar dapat dibaca dengan penuh manfaat dan ridho dari Allah SWT. Amin

Sebagai makhluk Allah SWT, kami juga memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami harapkan sumbangan kritik saran dan pertanyaan dari pembaca sekalian yang insya Allah dirahmati Allah SWT. Redaksi

FIKRAH

Keajaiban Shalawat

Allahumma Sholli ‘alaa Sayyidinaa Muhammad

Dalam edisi kali ini, kami dari redaksi menyajikan shalawat sebagai bahasan Fikrah kali iniu mengingat kaum muslimin di segala penjuru dunia sedang memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Semoga kita mendapat manfaat dan ridho dari Allah SWT. Amin

Shalawat merupakan bacaan pujian sanjungan dan doa yang ditujukan kepada Rasulullah SAW, sebagai bukti rasa hormat dan cinta kepadanya. Karena jasa-jasa beliau inilah sampai dalam AlQuran terdapat ayat yang menganjurkan kaum mu’minin untuk memanjatkan shalawat kepadanya: “Sesungguhhya Allah dan malaikatNya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang berioman, bersholawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Surat AlAhzab: 56)

Beraneka ragam jenis shalawat yang kita ketahui mulai dari shalawat Al-Fatih, shalawat Nurul Qolbi, Shalawat Mustajab, Shalawat Munjiyat, hingga shalawat Nariyah.

Hukum Membaca Shalawat

A. Wajib Membaca Shalawat

Merupakan kewajiban membaca shalawat kepada Nabi SAW yaitu pada:

1. Di Dalam Tasyahud Akhir (Attadzhib:54)

2. Di Dalam Shalat Jenazah (Fathul Qaribi Mujib:22)

3. Di Dalam khutbah Shalat Jumat

B. Sunnah Membaca Shalawat

Membaca shalawat merupakan hal sunnah namun ada waktu-waktu yang utama untuk membacanya:

1. Hari Jum’ah (HR Daud, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban)

2. Ketika mendengar Nama Nabi Muhammad SAW disebut (HR Thabrani)

3. Ketika masuk masjid (Q.S. Annur:61)

4. Selesai adzan da Iqamah (HR Muslim,RiyadhusShalihin:442)

5. Ketika berdoa (Fathul Mu’in)

C. Haram Membaca Shalawat

Salah satu yang diharamkan membaca shalawat adalah ketika kita berada di kamar mandi atau toilet

Rahasia Keajabaiban Shalawat

Sesungguhnya banyak keajaiban dan rahasia yang bersifat irrasional namun itu terbukti dan nyata. Diantaranya sebagai berikut:

1. Shalawat mendatangkan syafaat1

2. Shalawat menjadi sebab diampuninya dosa1

3. Shalawat pasti sampai langsung kepada Rasulullah SAW2

4. Shalawat dapat membuat kaya dan menghilangkan kefakiran3

5. Shalawat menghilangkan kehausan di hari kiamat3

6. Shalawat dalam majelis dapat membaw barokah 1

7. Shalawat sebagai perantara diterimanya amal 1

8. Shalawat menambah dekat dengan Allah SWT1

9. Shalawat menyebabkan wangi dan mengharumkan bau jenazah1

10. Shalawatakan diganti dengan 1 malaikat1

11. Shalawat menjadi sebab dicabutnya nyawa secara pelan21

12. Shalawat menghapus kesedihan1

13. Shalawat balasannya yaitu rahmat berlipat ganda3

14. Shalawat membela saat kesulitan3

15. Shalawat menjadi ukuran menialai kekikiran1

16. Shalawat sebagai jalan menuju surga2

17. Penulis Shalawat dimuliakan Allah SWT1,3

Sumber :

1. Duratun Nasihin

2. AlJamiul AshShaghir

3. Irsyadul Ibad

4. AsSabiyyatu Fi Mawaidhil Birriyat

NASIHAT AL-IMAM ABDULLAH BIN ALWI ALHADDAD

Seseorang yang sibuk untuk memenuhi hak Tuhannya daripada hak dirinya dan teman-temannya maka ia adalah hamba yang dekat

Seseorang yang sibuk untuk memenuhi hak dirinya daripada hak Tuhannya dan teman-temannya maka ia adalah hamba yang syahwat

Seseorang yang sibuk untuk memenuhi hak teman-temanNya daripada hak dirinya dan Tuhannya maka ia adalah hamba kedudukan

Seseorang yang sibuk untuk memenuhi hak TuhanNya dan hak teman-temannya daripada dirinya maka ia adalah pewaris Nabi

PROFIL

Syekh Abdul Qadir Jailani

Syekh Abdul Qadir Jailaniy adalah imam yang zuhud dari kalangan sufi. Nama lengkap beliau adalah Abdul Qadir bin Abi Sholih Abdullah bin Janki Duwast bin Abi Abdillah bin Yahya bin Muhammad bin Daud bin Musa bin Abdillah bin Musa Al-Hauzy bin Abdullah al-mahdh bin Al-Hasan Al-Mutsanna bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Al Jailaniy dinisbahkan ke sebuah tempat di dekat thobistan yaitu Jiil atau Jilan atau Kilan.

Beliau lahir tahun 471 H di Jilan dan kemudian di masa mudanya beliau pergi ke Baghdad dan belajar dari Al-Qadhy Abi Sa’ad al-Mukhorromy. Beliau pun banyak meriwayatkan hadits dari sejumlah ulama pada masa itu diantaranya: Abu Gholib AlBaqilany dan Abu Muhammad Ja’far AsSirraj.

Syekh ‘Izzudin bin Abdissalam mengatakan: “Tidak ada seorangpun yang karamahnya diriwayatkan secara mutawatir kecuali Syekh Abdul Qadir Jailani.” Syekh Nurruddin AsySyathonufy alMuqry mengarang sebuah bukuy7ang menjelaskan tentang sirah dan karamah beliau dalam 3 jilid, dalam buku tersebut dikumpulkan semua berita yang berkaitan dengan syekh.

Diantara cerita yang terdapat dalam buku tersebut adalah sebuah kisah yang diriwayatkan dari Musa bin Syekh Abdul Qadir AlJailaniy. Ia berkata: “Aku mendengar ayahku bercerita: Pada suatu waktu ketika sedang berada dalam perjalanan di sebuah gurun. Berhari-hari lamanya aku tidak menemukan air, dan aku sangat kehausan. Tiba-tiba ada awan yang melindungiku dan turun darinya setetes air kemudian aku meminumnya dan hilang rasa dahagaku, kemudian aku melihat cahaya terang benderang,. Tiba-tiba ada suara memanggggilku, “Wahai Abdul Qadir, Aku Rabbmu dan KAu telah halalkan segala yang haram kepadamu. “ Maka Syekh Abdul Qodir berkata: “PErgilah engakau wahai syetan terkutuk.” Tiba-tiba keadaan berubah menjadi gelap dan berasap, kemudian ada suara yang mengucapkan: “Engkau telah selamat tentang dariku (setan) dengan amalmu dan fiqihmu”.. Demikianlah sedikit kisah Syekh Abdul Qodir Jailaniy.

Syekh Abdul Qodir Jailaniy memiliki 49 anak, 27 anak diantaranya adalah laki-laki. Beliaulah yang mendirikan tariqat a-Qadiriyah. Diantara tulisan beliau antara lain kitab Al-Fathu arRabbani, Al-Ghunyah li Thalibi Tahriqi al-Haq dan Futuh alGhaib. Beliau wafat pada tanggal 10 Rabiul Akhir tahun 561 H bertepatan dengan 1166 M pada saat usia beliau 90 tahun.

Adapun penyebab kenapa begitu banyak orang di zaman sekarang mengagungkan beliau adalah karena beliau termasuk orang yang solih dan banyak karomahnya.

INFO PLUS

Subhanallah....

· Tahukah Anda?

Lumba-lumba tidur dengan menutup sebelah mata

· Tahukah Anda?

Istilah lima kaki dari pedagang kaki lima artinya lebar trotoar yaitu lima kaki (sekitar 1,5 m)

· Tahukah Anda?

Hewan yang paling keras suaranya adalah paus biru yaitu 188 desibel atau 1juta kali suara mesin jet tetapi tidak bisa didengar manusia karena melebihi kapasitas pendengaran manusia

TIM REDAKSI

Penanggung Jawab: Habib Soleh bin Ali Al-Attas. Pimpinan Redaksi: Khanan Rifa’ul Kasbi Sekretaris: Alyan Fatwa Editor: Heri Kiswanto Distributor: Zia Ul Haq