Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahilladzi hadaanaa bi’abdihil mukhtari man da’aanaa wa shollallahu ‘ala Sayyidinaa Muhammadin Wa ‘ala alihi wa sohbihi ‘ajmain.
Alhamdulillah kita semua dapat bersua kembali dalam majelis ilmu yang mulia ini dalam suasana Maulid Nabi Muhammad SAW. Di Edisi 14 ini, buletin Penyejuk Hati kembali menghadirkan wacana yang semoga dapat memicu peningkatan ketaatan kita kepada Allah Jalla Wa’ala dan kecintaan kepada Sayyidana Muhammad SAW. Kritik Saran dan pertanyaan sangat kami butuhkan. Semoga buletin ini diberkahi dan bermanfaat. Amin. Wallahu a’lam Bishshowwab.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
TIM REDAKSI
PEMBIMBING:Habib Soleh bin Ali Alattas
KETUA:Alyan Fatwa
REDAKTUR:Khanan > Zia Ul Haq > Heri K > Azis Salato > A. Faiq H. > Soleh =
| CONTACT PERSON |=
Email mt_nurulhidayah@yahoo.com
Milis www.yahogroups.com/mt_nurulhidayah
Telepon/ HP 0283-445179 / 081519858987"
FIKRAH
FIKRAH
“Dan ketika hampir tiba saat kelahiran insan tercinta ini, gema ucapan selamat datang yang hangat berkumandang di langit dan di bumi.
Hujan kemurahan Ilahi tercurah atas penghuni alam dengan lebatnya...
Lidah malaikat bergemuruh mengumumkan kabar gembira, kuasa Allah menyingkap tabir rahasia tersembunyi, membuat cahaya Nur-Nya terbit sempurna di alam nyata…
"CAHAYA MENGUNGGULI SEGENAP CAHAYA"
Ketetapan-Nya pun terlaksana atas manusia pilihan yang ni'mat-Nya disempurnakan bagi mereka; yang menunggu detik-detik kelahirannya;
sebagai penghibur pribadinya yang beruntung dan ikut bergembira mereguk ni'mat berlimpah ini.
Maka hadirlah dengan taufiq Allah; As-Sayyidah Maryam dan As-Sayyidah Asiah, bersama sejumlah bidadari surga yang beroleh kemuliaan agung yang di bagi-bagikan oleh Allah atas mereka yang dikehendaki…
Dan tibalah saat yang telah diatur Allah bagi kelahiran (maulud) ini. Maka menyingsinglah fajar keutamaan nan cerah terang benderang menjulang tinggi......
Dan lahirlah insan pemuji dan terpuji, tunduk khusyu' di hadapan Alloh,dengan segala penghormatan tulus dan sembah sujud….”
Perlu diketahui pula bahwa Allah pun menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan berbagai kejadian menakjubkan diantaranya bintang-bintang yang mendekat sehingga seolah-olah akan berjatuhan, padamnya api di kekaisaran Persia setelah 1000 tahun tidak padam, runtuhnya singgasana dan jendela-jendela Istana Kisra, dan lahirnya Nabi Muhammad Saw dalam keadaan bersujud, sudah terkhitan dan bercahaya terang benderang. Hal ini didukung pula oleh banyak Imam diantaranya Imam Syafi’i, Imam Ghazali, Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi) dan Imam Nawawi.
Maulid pertama kali diselenggarakan oleh Sultan Sholahuddin Al-Ayyubi, Mesir untuk membangkitkan ghirah jihad umat Islam dalam upaya membebaskan Palestina dari cengkeraman Pasukan Salib. Sumber yang lain menyebutkan bahwa Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kaukabri ibn Zainuddin Ali bin Baktakin (549 H -- 630 H.), menurut Imam Al-Suyuthi tercatat sebagai raja pertama yang memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW ini dengan perayaan yang meriah luar biasa. Tidak kurang dari 300.000 dinar beliau keluarkan dengan ikhlas untuk bersedekah pada hari peringatan maulid ini.
Assayid Al-Hafidz Al-Musnid Prof. Dr. Muhammad bin Alawy Al-Maliky Al-Hasaniy, mufti Mekkah, mengutarakan tentang ja'iz/bolehnya perayaan atau peringatan maulid Nabi SAW didalam kitabnya yang berjudul Mafahim Yajibu An Tusahhah, beberapa diantaranya: · Peringatan maulid memantulkan kegembiraan kaum muslimin menyambut junjungan mereka, Nabi Muhammad SAW. Bahkan sebuah hadist di dalam Shohih Bukhori menerangkan, bahwa tiap hari senin Abu Lahab diringankan adzabnya, karena memerdekakan budak perempuannya, Tsuwaibah, sebagai tanda kegembiraannya menyambut kelahiran putera saudaranya, 'Abdulloh bin Abdulmutholib, yaitu Nabi Muhammad Saw, jadi jika orang kafir saja beroleh manfaat dari kegembiraannya menyambut kelahiran Nabi Muhammad Saw apalagi orang beriman. · Rasulullah saw sendiri menghormati hari kelahiran beliau, dan bersyukur kepada Allah swt. atas karunia dan ni’mat-Nya yang besar itu.
Sebuah Hadist dari Abu Qotadah menuturkan, bahwa ketika Rosululloh saw. ditanya oleh beberapa orang sahabat mengenai puasa beliau tiap hari senin, beliau menjawab: “pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari itu juga Allah menurunkan wahyu kepadaku” (diriwayatkan oleh Muslim di dalam Shahih-nya ). Puasa yang beliau lakukan itu merupakan cara beliau memperingati hari maulidnya sendiri. Memang tidak berupa perayaan, tetapi makna dan tujuannya adalah sama, yaitu peringatan. Peringatan dapat dilakukan dengan cara berpuasa, dengan memberi makan kepada yang membutuhkan, dengan berkumpul untuk berzikir dan bersholawat, atau dengan menguraikan keagungan perilaku beliau sebagai manusia termulia.
Pernyataan senang dan gembira menyambut kelahiran Nabi Muhammad S.a.w. merupakan tuntunan Al-Qur’an. Alloh berfirman: “Katakanlah : dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah (dengan itu ) mereka bergembira “. (QS. Yunus:58). Allah S.W.T memerintahkan kita bergembira atas rahmat-Nya, dan Nabi Muhammad S.a.w. jelas merupakan rahmat terbesar bagi kita dan alam semesta: “Dan kami tidak mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta “ . (QS. Al-Anbiya : 107). · Memuliakan Rasulullah saw. adalah ketentuan syari’at yang wajib dipenuhi. Memperingati ulang tahun kelahiran beliau dengan memperlihatkan kegembiraan, menyelenggarakan walimah, mengumpulkan jama’ah untuk berzikir mengingat beliau, menyantuni kaum fakir miskin dan amal-amal kebajikan lainnya adalah bagian dari cara kita menghormati dan memuliakan beliau. Itu semua menunjukan pula betapa betapa besar kegembiraan dan perasaan syukur kita kepada Alloh atas hidayat yang dilimpahkan kepada kita melalui seorang Nabi dan Rosul pilihan-Nya.
Perayaan atau peringatan maulid Nabi dipandang baik oleh para ulama dan kaum muslimin di semua negeri, dan diadakan oleh mereka. Menurut qa’idah hukum syara’ kegiatan demikian itu adalah mathlub syar’an (menjadi tuntutan syara’). Hadist mauquf dari Ibnu Mas’ud ra. menegaskan : “apa yang di pandang baik oleh kaum muslimin, di sisi Allah itu adalah baik, dan apa yang di pandang buruk oleh kaum muslimin, disisi Allah itu adalah buruk“ (Hadist di keluarkan oleh Imam Ahmad). Konon kitab maulid pertama yang disusun oleh ulama adalah kitab maulid yang berjudul “Al-Tanwir fi Maulidi al-Basyir al-Nadzir” karya Imam Al-Hafidz Ibnu Wajih. Dalam Maulid, ungkapan pujian kepada beliau SAW tidaklah berlebihan. Dalam hadits Nabi, Rasulullah SAW melarang pujian yang berlebihan kepadanya seperti halnya kaum Nasrani kepada Nabi Isa as. Jadi, yang dimaksud dengan pujian yang berlebihan itu ialah pujian yang menempatkan beliau seperti “anak Tuhan”. Bahkan, justru Allah-lah yang mengajarkan pujian tersebut diantaranya dalam AlQur’an surat AtTaubah:128 yaitu dengan penyematan kata Arrauf dan ArRahim kepada beliau SAW. Tentu saja nama arrauf dan arrahim itu tidak sehebat Ar-Rauf dan Ar-Rahim-Nya Allah SWT karena yang dimaksudkan ialah pujian Allah kepada Nabi yang memiliki rasa belas kasih dan sayang yang amat besar kepada umatnya.
Banyak sekali kebaikan yang terkandung dalam Maulid diantaranya ialah sejarah Nabi SAW, pujian kepada Nabi yang dapat meningkatkan ingatan kepada beliau SAW, dan juga ada shalawat Nabi, doa-doa, dzikir, silaturahmi sesama muslim yang terkumpul dalam majelis pembacaan maulid Nabi SAW, berkumpul bersama orang-orang shalih, para ulama, seta nasihat dan wasiat kepada kebaikan dan taqwa, sama sekali tidak ada yang mudharat di dalamnya. Oleh karena hakekat dari perayaan maulid adalah luapan rasa syukur serta penghormatan kepada Rasulullah SAW, sudah semestinya tidak dinodai dengan kemungkaran-kemungkaran dalam merayakannya misalnya ketika peringatan itu justru diwarnai seperti bercampurnya laki-laki dan perempuan, berghibah, saling provokasi antar kelompok Islam yang berujung pada kekerasan antar kelompok, pemborosan, dan lain-lain. Sebab jika demikian yang terjadi, maka bukanlah penghormatan yang didapat akan tetapi justru penghinaan kepada Rasulullah SAW.
Ringkasnya peringatan maulid Nabi adalah kegiatan yang sangat baik dan bermanfaat, karena itu kesempatan itu wajib digunakan untuk tujuan-tujuan yang baik. Lalu penyelenggaraan peringatan maulid tidak harus tepat pada tanggal 12 Rabi”ul awal dan tidak harus tepat pada hari senin, meskipun tanggal dan hari itu lebih afdhol. peringatan maulid dapat di lakukan kapan saja mengingat syari’at islam sama sekali tidak melarang bahkan menganjurkan serta memandangnya sebagai kebajikan yang perlu dilestarikan pengamalannya, karena besarnya manfaat yang dapat diambil dari kegiatan tersebut, baik bagi kepentingan agama islam maupun bagi kepentingan kaum muslimin. Wallohu A’lam Bi As-Showab.
PROFIL
MANAKIB AL HABIB ALI BIN MUHAMMAD BIN HUSEN AL-HABSY
SHOHIBUL MAULID SHIMTU'D-DURROR
Al-Habib Al-Imam Al-‘Allaamah Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsy dilahirkan hari Jum’at 24 Syawal 1259 H di Qasam, sebuah kota di negeri Hadramaut. Beliau dibesarkan di bawah asuhan dan pengawasan kedua orang tuanya; ayahandanya: Al-Imam Al-‘arif-billah Muhammad bin Husain bin Abdullah Al-Habsyi dan ibundanya : As-Syarifah Alawiyyah binti Husain bin Ahmad Al-Haadi Al-Jufri, yang pada masa itu terkenal sebagai seorang wanita yang salihah dan amat bijaksana.
Pada usia yang amat muda, Habib Ali Al-Habsyi telah mempelajari dan mengkhatamkan Al-Qur’an dan berhasil menguasai ilmu-ilmu dzahir dan bathin sebelum mencapai usia yang biasanya dibutuhkan untuk memberikan ceramah-ceramah dan pengajian-pengajian di hadapan khalayak ramai, sehingga dengan cepat sekali ia menjadi pusat perhatian dan kekaguman serta memperoleh tempat terhormat di hati setiap orang. Kepadanya diserahkan tampuk kepemimpinan tiap majlis ilmu, lembaga pendidikan serta pertemuan-pertemuan besar yang diadakan pada masa itu.
Selanjutnya beliau melaksanakan tugas suci yang dipercaya padanya dengan sebaik-baiknya. Menghidupkan ilmu pengetahuan Agama yang sebelumnya banyak dilupakan. Mengumpulkan, mengarahkan dan mendidik para siswa agar menuntut ilmu, di samping membangkitkan semangat mereka dalam mengejar cita-cita yang tinggi dan mulia. Untuk menampung mereka, dibangunnya masjid “Riyadh” di kota Seiwun (Hadramaut), pondok-pondok dan asrama-asrama yang diperlengkapi dengan berbagai sarana untuk memenuhi kebutuhan mereka dapat belajar dengan tenang dan tentram, bebas dari segala pikiran yang mengganggu, khususnya yang bersangkutan dengan keperluan hidup sehari-hari. Bimbingan dan asuhan beliau seperti ini telah memberinya hasil kepuasan yang tak terhingga dengan menyaksikan banyak sekali di antara murid-muridnya yang berhasil mencapai apa yang dicitakannya, kemudian meneruskan serta menyiarkan ilmu yang telah mereka peroleh, bukan saja di daerah Hadramaut, tapi tersebar luas di beberapa negeri lainnya – di Afrika dan Asia, termasuk di Indonesia.
Di tempat-tempat itu mereka mendirikan pusat-pusat da’wah dan penyiaran Agama, mereka sendiri menjadi perintis dan pejuang yang gigih, sehingga mendapat tempat terhormat dan disegani di kalangan masyarakat setempat. Pertemuan-petemuan keagamaan diadakan pada berbagai kesempatan. Lembaga-lembaga pendidikan dan majlis-majlis ilmu didirikan di banyak tempat, sehingga manfaatnya benar-benar dapat dirasakan dalam ruang lingkup yang luas sekali. Al-Habib Ali sendiri telah menjadikan dirinya sebagai contoh teladan terbaik dalam menghias diri dengan akhlaq yang mulia, di samping kedermawanannya yang merata, baik di antara tokoh-tokoh terkemuka ataupun masyarakat awam, sehingga setiap kali timbul kesulitan atau keruwetan di antara mereka, niscaya beliau diminta tampil ke depan untuk menyelesaikannya.
Beliau meninggal dunia di kota Seiwun, Hadramaut, pada hari Ahad 20 Rabi’ul-Akhir 1333 H. dan meninggalkan beberapa orang putera yang telah memperoleh pendidikan sebaik-baiknya dari beliau sendiri, yang meneruskan cita-cita beliau sendiri, yang meneruskan cita-cita beliau dalam berda’wah dan menyiarkan Agama. Diantara putera-putera beliau yang dikenal di Indonesia ialah puteranya yang bungsu : Al-Habib Alwi bin Ali Alhabsyi, pendiri masjid “Riyadh” di kota Solo (Surakarta) yang dikenal sebagai pribadi yang amat luhur budi pekertinya, lemah-lembut, sopan-santun serta ramah-tamah terhadap siapa pun terutama kaum yang lemah; fakir miskin, yatim-piatu dan sebagainya. Rumah kediamannya selalu terbuka bagi para tamu dari dari berbagai golongan dan tidak pernah lepas dari segi keagamaan.
Beliau meninggal dunia di kota Palembang pada tanggal 20 Rabi’ul-Awal 1373 H. dan dimakamkan di samping Masjid Ar-Riyadh, Solo. Banyak sekali ucapan Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsi yang telah dicatat dan dibukukan, di samping tulisan-tulisannya yang berupa pesan-pesan ataupun surat-menyurat dengan para Ulama di masa hidupnya, juga dengan keluarga dan sanak kerabat, kawan-kawan serta murid-muridnya beliau, yang semuanya itu merupakan perbendaharan ilmu dan hikmah yang tiada habisnya. Dan diantara karangan beliau yang sangat terkenal dan dibaca pada berbagai kesempatan di mana-mana, termasuk di kota-kota di Indonesia, ialah risalah kecil yang berisi kisah Maulid nabi besar Muhammad SAW, dan diberi judul : Simthu’d-Durar fii Akhbaar Maulid Khairil Basyar wa Maa Lahu min Akhlaaq wa Aushaaf wa Siyar (Untaian Mutiara Kisah Kelahiran manusia Utama; Akhlak, sifat dan Riwayat Hidupnya).
Waktu | Kegiatan | Waktu | Kegiatan |
Ba’da Subuh - 06.30 | Belajar mengajar | 18.30-isya | tadarus alqur’an @ kelompok 1 juz alQuran |
09.00 - 11.00 | 2 mata pelajaran | 20.00-20.15 | membaca Rotib Alatthas |
Ba’da ashar-17.45 | Majelis ta’lim Nahwu | 20.15-21.00 | Majelis ta’lim |
17.45-18.15 | baca qashidah sholawat Mudloriyyah |
|
|
Adapun kegiatan rutin yaitu istighotsah setengah bulan sekali yang dihadiri kira-kira 300-400 jamaah dan pada hari jumat pagi diadakan maulid Nabi. Berikut Susunan pengurusnya:
Susunan Pengurus
Pelindung: Bapak Kepala Desa
Penasihat: Ustadz Falikhin
Ketua: Ustadz Ahmad Hasani
Wakil Ketua: Ustadz Nasrullah
Sekretaris: 1. Ustadz Solahudin 2. Ustadz Muhammad Amin
Bendahara: 1. Ali Romdoni 2. Rosyidin
Keuangan: 1. Ustadz Mulyono 2. Husin
Pendidikan: 1. Ustadz Busro Ustadz 2. Khumedi
Semoga Allah SWT meridhoi Pondok Pesantren ini sehingga segala bentuk aktivitas ibadah di dalam maupun diluarnya dapat menjadi pahala kebaikan bagi setiap orang yang melakukannya dan bermanfaat pula bagi setiap muslim, agama, dan bangsa Indonesia. Amin...
INFO TAMBAHAN
Berikut ini merupakan beberapa kitab Maulid yang ada: Maulid Ad-Diba’i (Al-Imam Wajihuddin Abdurrahman bin Ali ad-Diba’i Asy-Syaibani Az-Zubaidi), Maulid ‘Azabi (Syaikh Muhammad Al-‘Azabi), Maulid Adh-Dhiyaa’ul Lami’ (Guru Mulia Al-‘Allamah Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz), Maulid Simthud Durar (Al-Imam Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi), Maulid Burdah (Imam Muhammad Al-Bushiri), Maulid Al-Barzanjiy (Syaikh Ja’far bin Hasan bin Abdul Karim Al-Barzanjiy Al-Madani), Maulid Rasul / Maulid Ibn Katsir (Imam Ibnu Katsir), Maulid Itmam An-Ni’mah ‘Alal-‘Alam bi Maulid Sayyidi Waladu Adam (Imam Ibn Hajar Al-Haitami), Hasyiah Maulid ibn Hajar: Tuhfah Albasyar ala Maulid Ibn Hajar(Imam Ibrahim Baajuri), Maulid Jawahir An-Nadmu Al-Badi’ fi Maulid As-Syafi’ (Al Allamah Syeikh Yusuf bin ismail An Nabhaniy), dan masih banyak lagi karya para ulama yang lain.
NASIHAT ULAMA
Berkata Habib Umar bin Hafidz:"Tidak sepatutnya bagi tholibul ‘ilm (pencari ilmu) itu meninggalkan takbiratul Ihram yg pertama bersama imam."
No | Waktu | Tempat/Acara | Alamat |
1 | 20-Mar-2008 18.00 Wib (Maghrib Berjamaah) | Majelis Anwaril Hidayah ( Habib Muhzin Bin Zed Alathas ) | Jl.Mt Haryono Samping Gedung Bnn (Lapangan) |
2 | 30-Mar-2008 15.30 Wib (Ashar Berjamaah) | Habib Ahmad Bin Alwi Al Haddad (Habib Kuncung) | Kalibata Jakarta Selatan
|
3 | 31-Mar-2008 09.00 Wib
| Ponpes Alkhoirat Habib Nagieb Bin Syekh Abubakar | Jl.Pengasinan Bekasi Timur |
4 | 31-Mar-2008 15.30 Wib (Ashar Berjamaah) | Kediaman Habib Muhsin Bin Ali Alathas |
|
5 | 1-Apr-2008 09.00 Wib
| Haul Al Habib Ali Bin Husin Alathas | Jl.Bulu Condet Jakarta Timur |
6 | 1-Apr-2008 17.30 Wib (Maghrib Berjamaah ) | Maulid | Kramat Empang Bogor
|
7 | 2-Apr-2008 09.00 Wib
| Haul Al Habib Imam Abdullah Bin Muhsin Alathas | Kramat Empang Bogor
|
8 | 2-Apr-2008 17.30 Wib (Maghrib Berjamaah) | Ziarah Makam Al Habib Ali Al Habsyi | ( Kwitang )
|
9 | 3-Apr-2008 09.00 Wib
| Ponpes Al Haromain Al Habib Bin Hamid Abdullah Al Kaff | Jl. Ganceng Pondok Rangon Cipayung Jakarta Timur |
10 | 3-Apr-2008 15.30 Wib (Ashar Berjamaah) | Majelis Ta'lim Al Habib Ali Al Habsyi | Kwitang
|
11 | 4-Apr-2008 04.30 Wib (Shubuh Berjamaah) | Majelis Ta'lim Al Afaf Al Habib Ali Bin Abdurrahman Assegaf | Jl. Tebet Utara Ii B Jakarta Selatan |
12 | 4-Apr-2008 08.30 Wib | Darul Aitam K.H. M Mansur | Tanah Abang Jakarta Pusat |
13 | 5-Apr-2008 09.00 Wib | Masjid Al Hawi | Cililitan Jakarta Timur |
14 | 5-Apr-2008 12.00 Wib
| Assyalafiah Al Habib Hud Bagir Alathas | Kebon Nanas |
15 | 6-Apr-2008 10.00 Wib
| Mesjid Luar Batang dan Ziarah Makam Al Habib Husin Bin Abubakar Alaydrus |
|
16 | 7-Apr-2008 09.00 Wib | Mesjid Kramat | Kampung Bandan Jakarta Utara |
17 | 7-Apr-2008 15.30 Wib Ashar Berjamaah | Haul Habib Salim Bin Jindan | Jl. Otista Raya (Sebelah Gor Jakarta Timur) |
18 | 8-Apr-2008 09.30 Wib
| Mesjid Futuhat At-Thosiah Alm Habib Alwi Bin Abdullah Alathas | Bulak Kapal Bekasi Timur |
19 | 11-Apr-2008 17.30 Wib
| Majelis Burdah Habib Hasyim Bin Syehabubakar | Jl. Cikoko Jakarta Timur (Maghrib Berjamah) |
20 | 12-Apr-2008 09.00 Wib
| Majelis Ta'lim Annur Alm. Habib Husin Bin Abdullah Bin Muhsin Alathas | Jl.Otista Tangerang Kota |
21 | 12-Apr-2008 16.30 Wib
| Majelis Dzikir Syamsi Syumus Al Habib Musthofa Abdullah Alaydrus | Jl. Tebet Timur Dalam Raya No. 16 Jakarta Selatan |
22 | 13-Apr-2008 10.00 Wib
| Al Habib Salim bin Umar bin Hud Alathas | Cipayung, Ciawi Bogor
|
23 | 20-Apr-2008 09.00 Wib
| Yayasan Al Facriyah, Habib Jindan Bin Novel Bin Salim Bin Jindan | Larangan Ciledug |
Dikutip Dari Majelis Dzikir Ratib Dan Asmaul Husna
Syamsyi Syumus
Al Habib Musthofa Abdullah Alaydrus
Jakarta Selatan
Semoga Bernilai Manfaat Dan Mohon Koreksinya. Mohon Maaf Jika Ada Penusilan Yang Salah
Fs: Kodar_Ikspi@Yahoo.Co.Id//