Minggu, 02 Maret 2008

Buletin Penyejuk Hati Edisi 3

Buletin bulanan
pENyejuk hati

Menuju Sunnah Rasul
TAWASSUL….?

Tokoh :

Imam Mahdi

Salam Redaksi

Alhamdulillah,berkat rahmat dan taufiq Allah SWT kami dapat menyuguhkan kembali bulletin edisi ke tiga,sebagai bentuk nasyrul ilmu (menyebarkan ilmu)yang merupakan tanggung jawab kami sebagai umat Muhammad SAW,pada edisi kali ini kami mencoba menambahkan beberapa kolom seperti Tanya Jawab dan Tokoh, untuk membenahi kekurangan yang ada pada edisi sebelumnya.

Sebagai insan yang serba kekurangan kami selalu mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar bisa menampilkan yang terbaik pada edisi berikutnya.Amin

.Redaksi.

KRTawassul

Oleh:Sholeh bin Ali al Attas

Sering kali kita mendengar kata Tawassul,sebuah amalan yang sebagian saudara kita menganggapnya sebuah kemusyrikan,mereka mengklaim bahwa orang yang melaksanakan tawasul telah melakukan dosa besar yaitu Syirik,sebuah tuduhan yang tidak mendasar,dengan dalil-dalil yang terkadang membuat senyum orang yang mendengarnya .

Pengertian Tawasul?

Secara bahasa arab tawasul berasal dari kata tawassala yatawassalu tawassulan, yang artinya mencari perantara atau menjadikan perantara,contohnya kita merasakan sakit perut karena lapar maka kita berusaha mencari sesuatu untuk mengisinya dengan perantara’an makan dan minum,walaupun kita semua tahu rasa lapar dan kenyang semua datangnya dari Allah SWT semata,tapi kita butuh perantara makan dan minum,seorang anak kecil yang menangis karena tak punya uang dengan nalurinya dia akan minta uang pada orang tuanya.Demikian juga seseorang yang menginkan kesembuhan dari penyakitnya maka dia akan mendatangi seorang dokter untuk mendapatkan obatnya,dokter dan obat keduanya perantara agar mendapatkan kesembuhan.

Begitu pula sa’at kita meminta kepada Allah SWT maka kita perlu bertawasul,mencari perantara untuk menghubungkan dengan sang Kholiq,karena kita sadar kebanyakan manusia tidak mendapatkan sesuatu langsung dari Allah SWT sebab kita mengenal yang disebut sebab akibat,

Memang banyak hamba-hamba pilihan yang langsung mendapatkan anugrah dari Allah SWT. Namun tidak bisa kita pungkiri banyak sekali pertolongan Allah yang di berikan kepada manusia dangan perantara,dari contoh-contoh di atas kita bisa mengambil alasan-alasan secara aqliyah (aqal) untuk mencari perantara demi mendapatkan sesuatu dari Allah SWT.

Kalau kita melihat ayat al-Qur’an yang mengatakan “Mintalah kepadaKu pasti Kukabulkan do’amu” itupun yang kita lakukan sebab sa.at kita berdo’a tetap minta kepada Allah SWT bukan minta kepada dokter,obat,orang tua,dan makhluq-makhluq yang lain cuma seperti yang kami utarakan di atas,sebagai manusia tetap butuh perantara tidak secara langsung dapat pemberian dari Allah SWT.

Dalil-dalil Tawasul.

Di ceritakan pada zaman Khalifah Umar bin khattab yang diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dengan sanad shahih,ketika terjadi kemarau panjang seorang sahabat Nabi SAW bernama Bilal bin Harist mendatangi kuburan Rasulullah SAW seraya berdo’a”Ya Rasulallah mohonkan kepada Allah SWT untuk turunkan hujan sebab umatmu dalam kesengsara’an,maka datanglah Rasulullah dalam mimpi sahabat Bilal bin Harist dan mengabarkan akan turun hujan,keesokan harinya hujan pun turun,ini sebagai bukti sahabat Rasulpun melakukan tawasul kepada Nabi SAW seorang manusia yang agung,dengan mendatangi pusara beliau,apa bisa sahabat itu di sebut seorang yang melakukan kemusyrikan,subhanallah!

Dalam hadist yang lain diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra beliau berkata”Datang seorang laki-laki badui kepada Rasul SAW seraya berkata”Ya Rasulallah,kami datang kepadamu karena tidak ada lagi rintihan hewan dan rengekan seorang bayi,kemudian dia membacakan syair kuno”Hanya kepadamu kami pergi,kemanakah manusia akan pergi kalau tidak ke Rasulullah SAW”mendengar permintaan itu lantas Nabi menarik selendang beliau dan naik mimbar serta berdo’a”Ya Allah turunkanlah hujan”

Dari hadist di atas, sahabat Nabi tatkala terjadi musibah mereka tak langsung minta kepada Allah akan tetapi datang ke Rasul agar Nabi mendo’akan kepada Allah SWT,ini yang di sebut tawasul kepada Nabi dan Nabipun tak melarang kepada sahabat-sahabat untuk bertawasul kepada beliau dan juga tak marah sa’at mendengar syair yang di bacakan orang badui itu.

Pendapat Ulama Makkah seputar Tawasul.

Berkata as Syeh Ahmad Zaenal Abidin Mufti Makkah al Mukaramah”Kesimpulanya,tawasul hukumnya boleh di zaman atau setelah wafatnya Rasul,begitu pula bertawasul kepada selain Nabi SAW seperti bertawasul kepada Nabi-nabi sebelumnya dan orang-orang sholeh, seperti gambaran hadist diatas.sebab Ahlussunah wal jamaah tidak mempunyai keyakinan sedikitpun kepada sesuatu yang mewujudkan,mentiadakan,menyebabkan kecuali kepada Allah SWT yang maha Esa,begitu juga kami tidak menyakini Nabi memberikan manfa”at secara haqiqat sebab semua terserah Allah dan secara syariat kami di perintahkan untuk bertawasul kepada Nabi, sebagian kutipan dari sambutan beliau.

AL IMAM MAHDI

Beliau adalah Muhammad bin Abdullah,namanya seperti nama Nabi Muhammad SAW begitu pula nama ayahnya,al Imam Mahdi bukan Muhammad bin Hasan al Askary di kota Samara’di sebuah Negara Iraq yang di sebut-sebut oleh orang-orang Syiah.

Beliau adalah seorang pembawa syariat yang akan menunjukkan dari kegelapan umat menuju kehidupan yang di ridhoi oleh Allah SWT,menurut ahli sejarah beliau akan muncul di akhir zaman dan muncul dari keturunan Nabi SAW dengan membawa ajaran yang suci,seorang pemimpin yang adil dan di ikuti oleh umat Islam serta menguasai kerajaan yang ada di muka bumi dari timur sampai barat,selatan sampai utara dan di sebut Mahdi,perlu kita ketahui munculnya Dajjal dan turunnya Nabi Isa As merupakan tanda-tanda akan datangnya hari qiyamat yang sudah dekat,Nabi Isa beserta al Imam Mahdi akan memburu Dajjal dan membunuhnya.Abdullah,namanya seperti nama Nabi Muhammad SAW begitu

Banyak hadist yang menerangkan akan munculnya seorang penuntun kebajikan seperti hadist yang di riwayatkan oleh Abu Dawud,Termidhy,IbnuMajah,Hakim,Thobroni,Abu Ya’la dari sanad hadist yang Shohih,Hasan sampai yang Dhoif.

Ulama berbeda pandangan apakah al Imam Mahdy dari keturunan sy.Husan atau keturunan sy.Husen.Berkata Alqori’ dalam kitabnya “Almarqo’”kemungkinan beliau menyatukan kedua keturunan sy.Hasan dan sy.Husen adapun qoul yang adhar beliau keturunan sy.Hasan dari ayah dan sy.Husen dari Ibu.

Diriwayatkan oleh Sa’id bin Musayyabdari Umi Salamah”Saya mendengar dari Nabi SAW beliau berkata”Mahdi anak cucuku dari keturunan Fatimah

*Penulis adalah anggota Majlis Ta’lim”Nurul HIdayah”

Bahtsul Masail

Ada seorang yang bepergian jauh,di waktu dhuhur niat menjama’takhir sholat dhuhur dengan sholat ashar,tetapi pada waktu ashar dia sudah sampai di rumahdan belum melakukan sholat jama’.

Pertanyaan:

Bagaimanana status sholat dhuhur tadi termasuk sholat jama’ atau qodlo?

Jawab :

Sholat dhuhurnya termasuk qodlo.

Ibarat :(Fathul Wahab).

Buletin Da’wah ini diterbitkan sebulan sekali dalam acara “Rutin Rabu Kliwon” Ba’da Magrib di Majlis Ta’lim “NURUL HIDAYAH” yang dibina oleh Habib Soleh bin Ali Al-Atas Giren-Talang. Diberikan cuma-cuma untuk menambah khazanah dan wawasan keilmuan seputar permasalahan yang berkembang dimasyarakat*.

*(Boleh diperbanyak tanpa izin)

Pertanya’an,saran dan kritik di alamatkan ke redaksi:
Majlis Ta’lim”Nurul Hidayah”Giren Kaligayam Talang Tegal.Telp.(0283 445179) Hp.081519858987
*Mohon tulisan ini tidak ditaruh di sembarang tempat

Tidak ada komentar: