Dzulqoidah 1428 H
November 2007 M
Edisi 10
PENYEJUK HATI
MENUJU SUNAH RASUL
Assalamualaikum wr wb
Dari Kami:
Majelis Ta’lim Nurul Hidayah diadakan setiap malam rabu ba’da maghrib. Tiap malam rabu kliwon, buletin akan dibagikan secara cuma-cuma ke anggota. Saran, artikel, dan pertanyaan silakan dikirimkan ke contact person kami
FIQRAH
Menanggapi Maraknya Aliran Sesat
Muncul pertanyaan pertanyaan dari khalayak, tetang maraknya aliran-aliran sesat yang berkembang saat ini. Mengapa hal ini bisa terjadi & bagaimana cara kita mensikapinya. Berikut kutipan pendapat Habib Munzir tentang maraknya aliran sesat yg berkembang saat ini seperti aliran Alqiyadah; "Saudaraku, kesemua aliran yang timbul yang bertentangan dengan syariah tentunya batil, mengenai Alqiyadah ini tentunya bukanlah muslim dan tidak diakui keislamannnya walaupun mereka memaksakan pengakuan dengan dalil apapun.
Hal semacam ini timbul dan diizinkan oleh Allah swt sebagai bentuk bimbingannya agar kita bangkit membela akidah kita, hal-hal seperti ini memacu muslimin untuk kembali merujuk kebenaran, perduli terhadap kebenaran dan agamanya, perduli pada anak anaknya, agar diberi bimbingan dan dasar dasar Iman, bukan hanya pelajaran duniawi saja yang memenuhi benak anak anak muslimin,
Dimanakah ayah bunda yang memberi anaknya sepeda baru jika anaknya hafal bacaan shalat? Dimanakah ayah ibu yang membelikan sepatu baru untuk anaknya karena anaknya shalat subuh berjamaah? Dimana ayah dan ibu yang mengharuskan anak anaknya shalat bersama mereka? bukan hanya makan bersama, namun justru shalat bersama yang lebih penting dijaga.
Nah.. hal-hal semacam inilah yang sirna dari rumah-rumah muslimin, dan menyebabkan generasi buruk dan lebih buruk,
Hal-hal ini adalah teguran ilahiyah agar kita bangkit.., kita terus berjuang dan memberi penjelasan pada semua titik-titik kebodohan pada muslimin, tidak mesti harus pada pengikut alqiyadah, namun sungguh masih ada jutaan orang lain yang memiliki lemah iman yang siap terjun pada ajaran yang lebih buruk dari alqiyadah. Mereka saudara-saudara kita muslimin, maka kita bergenggam tanganlah dan berpadu dalam satu shaf ahlussunah waljamaah untuk kebangkitan islam yang suci dari segala kekerasan dan kebatilan, dibelakang panji sayyidina Muhammad saw. Demikian saudaraku yang kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, Wallahu a'lam."
Oleh: Habib Munzir bin Fuad Almusawwa
KISAH
Peristiwa Hunain
Kejadian mulia di bulan syawal tahun ke 8 Hijriyah, ketika para kuffar diluar Makkah mendengar peristiwa Fath Makkah, maka Malik bin Auf Annadhariy berkumpul bersama kelompok Hawazin, Tsaqif dll untuk berpadu melawan muslimin sebagai pembalasan atas kejadian Fatah Makkah yg terjadi di akhir bulan ramadhan pada tahun yg sama, maka Rasul saw keluar menuju Medan Hunain pada tanggal 6 Syawal tahun ke 8 Hijriyah bersama 12.000 muslimin.
Pasukan Kuffar telah menyiapkan perangkap licik atas muslimin, sebagaimana di masa itu bahwa peperangan selalu diadakan dengan kejujuran dan ksatria, saling berhadapan kedua pasukan dan peperangan dimulai dengan aba aba, namun kali ini kuffar berusaha berbuat kelicikan demi kemenangan mereka, Maka ketika pasukan muslimin sampai di Medan Hunain, mereka tak melihat seorangpun pasukan musyrikin, namun tiba tiba keluarlah ribuan pasukan musyrik dari balik batu dan celah celah bukit dan tanah, mereka langsung menghujani pasukan muslimin dengan ribuan panah, dan kacau balaulah pasukan muslimin.
Ribuan pasukan muslimin itu berhamburan kesana kemari menghindari ribuan serangan panah itu dan mereka meninggalkan shaf, maka disaat yg demikian genting itu Rasul saw berteriak dengan kerasnya : "Berkumpullah padaku wahai para muslimin..!, aku Muhammad keturunan Abdumuttalib..!", seruan ini tidak lain agar menyatukan kembali semangat muslimin yg berhamburan terkena serangan panah,
Namun karena kacau balaunya keadaan maka sebagian besar muslimin tak sempat mendengarkan komando tsb, dan tersisalah sekitar 120 orang saja dari Muhajirin dan Anshar, diantara mereka adalah para sahabat besar dan ahlulbait beliau saw yaitu Abubakar shiddiq ra, Umar bin Khattab ra, Ali bin Abi Thalib kw, dan Abbas bin Abdulmuttalib ra yg terus mengitari Rasul saw, melihat keadaan itu maka Rasul saw bukanlah lari bersembunyi menghindari kemungkinan serangan musuh yg akan tertuju kepada beliau saw, namun beliau saw justru maju sendiri menyerang musuh seraya berkata : "Aku Nabi yg tak berdusta.., aku keturunan Abdulmuttalib..! (Shahih Bukhari), Maka perbuatan Rasulullah saw ini mengembalikan semangat mereka yg terpecah belah, hingga sedikit demi sedikit mereka mulai kembali ke shaf dan berpadu kembali, peperangan berakhir dengan kemenangan muslimin..
Sekembalinya dari perang hunain, Rasul saw membagi bagi ghanimah kepada banyak muslimin, terkecuali Anshar, beliau saw tak memberi bagian pada Anshar, maka ada beberapa kaum Anshar yg berkata : "Jika dalam kesulitan kamilah yg dipanggil, namun saat pembagian Ghanimah kami tak diberi", ketika ucapan ini sampai kepada Nabi saw, maka Rasul saw mengumpulkan kaum Anshar, seraya berkata : "Aku berikan dunia untuk mereka, dan aku berikan diriku untuk kalian wahai kaum Anshar, cukupkah diriku ini yg kuberikan untuk kalian..?, mereka pulang membawa harta sedangkan kalian pulang mendapatkanku.., cukupkah bagi kalian..?", maka kaum Anshar bertakbir, seraya menjawab.., cukup wahai Rasulullah.., sungguh inilah anugerah terbesar bagi kami..!
Demikianlah ciri pemimpin yg penyantun, pemimpin yg mulia, pemimpin yg sangat bijaksana, padahal bisa saja Nabi saw berkata dg tegas : "kalian adalah orang berada, kalian tidak berhak atas harta ini!", namun beliau saw yg lemah lembut, sangat menjaga perasaan, maka beliau saw berucap dg sedemikian indahnya demi menenangkan kaum Anshar, Semoga Allah swt menyatukan shaf dan kelompok muslimin yg terpecah belah, demi semangat Hunain di bulan syawal ini Yaa Rahman.. Yaa Rahim.., padukan semangat muslimin dalam satu Panji, panji Rasulullah saw dan ketakwaan, hancur leburkan kekuatan musuh musuh kami, pecah belahkan lah kelompok mereka, dan kemudian kikislah kebatilan di permukaan Bumi dan gantikanlah dg kemuliaan dan Hidayah,
Datangkan pada kami hujan yg membawa Rahmat dan Jauhkanlah hujan yg membawa musibah,Wahai Allah datangkanlah segala yg membawa Rahmat bagi kami dan jauhkanlah segala yg membawa musibah, curahkan atas kami pengampunan, undang kami pada agungnya sujud, undang kami pada ledzatnya shalat, kenalkan kami pada indahnya munajat.., amiin..aminn..
Agenda Manaqib
Alhamdulillah, sebagian tim redaktur yang sekarang berada di Jakarta sudah mengunjungi dan mengikuti kegiatan haul Habib Husein bin Abi Bakar Alaydrus atau yang lebih sering kita kenal dengan sebutan Habib Husein Luar Batang pada hari Ahad tanggal 4 November 2007. Meskipun Habib Husein wafat pada tanggal 17 Ramadhan, haul beliau disepakati oleh para habaib dan ulama pada tiap hari ahad terakhir bulan Syawal. Kegiatan haul pada hari itu diawali dengan acara ziarah ke makam Al-Habib Husein. Yasin, tahlil, doa ziarah dan qashidah dibacakan segenap habaib dan muhibbin yang mengikuti acara tersebut. Acara selanjutnya adalah pembacaan Maulid Diba’i kemudian dilanjutkan dengan Pembacaan Manaqib dan Taushiyah dari Habib Musthofa bin Abdullah Alaydrus.
Habib Musthofa menjelaskan bahwa Habib Husein Luar Batang merupakan waliyullah yang penuh dengan karamah. Beliaulah Habib Husein bin Abi Bakar bin Abdullah bin Husein bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Husein bin Abdullah bin Abdullah Alaydrus bin Abu Bakar Assakran bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Maula Dawilah bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin Ali Ba’alawi yang pernah suatu kali ditangkap oleh pemerintah VOC ke dalam penjara karena kegiatan dakwahnya. Anehnya, Habib Husein juga terlihat berada di luar sedang berdakwah sementara beliau sedang ada di dalam penjara. Akhirnya beliau dilepaskan oleh VOC. Itulah salah satu karamah yang ada pada beliau. Suatu ketika ada seorang sipir penjara VOC yang suka menyapa beliau hingga kemudian Habib Husein mengatakan kepada si sipir bahwa ia akan menjadi gubernur. Sang sipir tidak percaya hal itu, mengingat dia hanyalah seorang sipir. Namun tak berselang lama ada surat panggilan dari pemerintah pusat di Belanda untuknya. Dan ternyata ia benar-benar menjadi seorang gubernur. Si sipir yang telah menjadi gubernur itu menawarkan harta yang berlimpah kepada Habib Husein sebagai ungkapan terima kasih, tetapi ditolak, hingga tiga kali didesak, akhirnya Habib Husein meminta sebagian wilayah pesisir yang sedang surut untuk dijadikan tempat ibadah dan dakwah beliau. Hal itu disetujui namun yang menjadi pertanyaan bukankah wilayah itu akan tenggelam jika pasang datang. Namun Habib Husein berkata, “Bila kau mau memberikan tanah itu, maka tempat itu tidak akan tenggelam sampai Yaumil Qiyamah”. Kemudian tanah itu diberi patok-patok yang dari kejauhan terlihat seperti batang-batang yang keluar dan sampai kini dinamakan Luar Batang. Kenyataan membuktikan bahwa hingga sekarang daerah tersebut tetap ada dan tidak tenggelam. Subhaanallaah...
Perlu diingat, bila anda berziarah ke makam Habib Husein Alaydrus Luar Batang maka seperti pesan beliau, jangan lupa untuk membacakan fatihah yang juga dihadiahkan kepada muridnya yang setia mendampinginya, yakni Haji Abdul Qodir yang makamnya tepat di sebelah makam beliau.
Acara dilanjutkan dengan Solat Dzuhur Berjamaah dan diakhiri dengan menyantap bersama nasi kebuli khas Tarim. Qabul...!
Wahai para sadah, semoga salam Allah dari Yang Maha Pengasih selalu meliputi kalian
Wahai hamba-hamba Allah, kami telah datang menghampiri dan memohon kepada kalian
Maka bantulah kami tolonglah kami dengan himmah dan anugerah kalian
Berilah kami, karuniailah kami dengan pemberian-pemberian dan hadiah-hadiah kalian
Mustahil kalian akan mengecewakan kami, mustahil
Kami bahagia dapat mendatangi kalian dan sukses ketika menziarahi kalian
Bangkitlah dan mintakan syafaat untuk kami kepada Ar-Rahman Tuhan kalian
Semoga kami diberi sebagian keutamaan-keutamaan kalian
Semoga pandangan dan rahmat Allah selalu meliputi kami dan kalian
Keselamatan Allah untuk kalian dan pengawasan Allah melindungi kalian
Semoga shalawat dan salam Allah selalu tercurah selama kami mengunjungi kalian
Juga kepada al-Mukhtar pemberi syafaat dan penolong kami dan kalian. Intahaa..
Bahtsul Masail
Bagaimana dengan orang selain makmum solat (imam/ munfarid) lupa tidak tertib dengan meninggalkan rukun misalnya sujud sebelum ruku atau ruku sebelum membaca AlFatihah?
Jawab: Jika ingatnya setelah melakukan rukun yang sama dengan yang ditinggalkan atau rukun setelahnya, maka wajib meneruskan solat dan menambah 1 rokaat. Jika ingatnya sebelum melaksanakan rukun yang sama dengan yang ditinggalkan, maka wajib mengulangi rukun yang ditinggalkan. (Kitab:Sulamut Taufiq)
Penerbit
Majelis Ta’lim
Nurul Hidayah
Pembina
Habib Soleh bin Ali Alatas
Pemimpin Redaksi
Alyan Fatwa
Editor
Ustadz Muslih
Redaktur
Khanan
Zia Ul Haq
Muammar Habibi
Heri Kiswanto
Azis Salato
CONTACT PERSON
Email
mt_nurulhidayah@yahoo.com
Milis
mt_nurulhidayah@yahogroups.com
Telepon/ HP
0283445179 / 081519858987
Tidak ada komentar:
Posting Komentar